Tanya Mang Google

Senin, 26 April 2010

6.155 Siswa di Banten Tak Lulus UN

6.155 Siswa Tak Lulus UN
By redaksi
Senin, 26-April-2010,

Hari Ini UN Diumumkan

SERANG - Dari 57.538 peserta ujian nasional (UN) SMA dan MA di Banten, 51.383 dinyatakan lulus. Bagi 6.155 peserta yang tidak lulus harus mengikuti UN ulangan pada 10 - 14 Mei 2010.
Data yang diperoleh Radar Banten dari Kementerian Pendidikan Nasional, dari 6.155 siswa SMA dan MA yang tidak lulus, 4.464 siswa mengulang satu mata pelajaran, 811 siswa mengulang dua mata pelajaran, 261 siswa mengulang tiga mata pelajaran, 112 siswa mengulang empat mata pelajaran, 110 siswa mengulang lima mata pelajaran, dan 56 siswa mengulang enam atau semua mata pelajaran.
Melihat persentase kelulusan UN SMA dan MA di Banten tahun ini sebesar 89,02%, jika dibandingkan dengan 2009 sebesar 98,53% maka terjadi penurunan 9,51%. Hal ini seiring dengan penurunan persentase nasional sebesar 5,44 persen dari 95,05% pada 2009 menjadi 89,61% tahun ini. Persentase Banten tahun ini berjarak 0,59% dari kelulusan secara nasional atau masih di bawah nasional.
Dibandingkan provinsi di Pulau Jawa, Banten menempati urutan kelima. Secara berurutan; Jawa Barat 97,03%, Jatim 96,69%, Jawa Tengah 91,26%, DKI Jakarta 90,43%, Banten 89,02%, dan Daerah Istimewa Jogjakarta 76,07%.
Ketua Pelaksana UN Dindik Provinsi Banten Mahmud Marua mengatakan, persentase siswa yang lulus UN mengalami penurunan karena jumlah peserta UN SLTA pada 2010 lebih banyak dari 2009. Pada 2009 peserta UN tingkat SMA/MA/SMK 88.242 siswa, sementara tahun ini 96.910 siswa. “Jadi peserta tahun ini berbeda dengan tahun kemarin,” tandasnya, kemarin.
Kementerian Pendidikan Nasional hanya merilis pengumuman UN siswa SMA dan MA, sementara hasil UN SMK dilakukan dinas pendidikan masing-masing provinsi. Terkait hal ini, Mahmud mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan siswa SMK yang lulus dan tidak lulus UN. “Pastinya besok (hari ini-red), pengumuman bersamaan dengan SMA dan MA,” kata Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Banten ini.
Mahmud berharap, siswa yang lulus UN bersyukur dan tidak menanggapi keberhasilan tersebut secara berlebihan. “Hormati juga siswa yang tidak lulus,” ujarnya. Selain itu, kata Mahmud, bagi siswa yang tidak lulus UN jangan khawatir karena masih ada ujian ulangan pada 10-14 Mei 2010.
“Untuk kepala sekolah, guru, dan orangtua agar mengarahkan siswa yang tidak lulus supaya tidak khawatir, karena masih ada ujian ulangan. Selain itu, yang diujikan pada ujian ulangan hanya mata pelajaran yang tidak lulus. Yakinlah dengan persiapan matang, pada ujian ulangan nanti siswa yang tidak lulus menjadi lulus,” ujarnya.
Kepala SMAN 1 Kota Serang Azis Haidir mengungkapkan, mekanisme pengumuman UN di SMAN 1 melalui amplop. “Setiap siswa diberikan amplop agar proses pengumuman UN tertib,” ujarnya.
Azis berharap siswa yang lulus tidak berlebihan menanggapi kelulusan dan jangan sampai membuat mental siswa yang tidak lulus menurun. “Jangan ada yang corat-coret seragam atau bentuk penyimpangan lain. Bagi yang tidak lulus UN, jangan khawatir masih ada ujian ulangan,” tegasnya.(run)


http://www.radarbanten.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=54556

Kamis, 15 April 2010

Hikmah Dibalik Kata

Orang bijak berkata, jangan lihat orangnya, tetapi perhatikan apa yang dikatakan. (undzur ma qala wala tandzur man qala) Nasehat ini merujuk pada seringnya kejadian dimana orang sering tertipu oleh hallo effect. Karena yang berkata orang penting maka kata-katanya sering dianggap penting. Karena yang berkata orang pinter maka kata- katanya sering dipastikan benar, padahal belum tentu benar. Sebaliknya kata-kata orang kecil sering tidak diperhatikan meskipun benar.

Di sisi lain terkadang terjadi seseorang berkata yang sebenarnya dan perkataanya memang benar, tetapi perkataan itu tidak difahami oleh orang lain bahkan terkadang disalah fahami. Di sisi lain lagi ada seseorang yang berbicara tentang hal-hal yang tidak ada isinya, tetapi enak didengarnya dan banyak orang betah berlama-lama dengannya. Ada kata-kata yang setelah kita dengar langsung lewat dari telinga kiri ke telinga kanan, tak sedikitpun tertinggal di hati kita, tetapi ada kata-kata yang sangat singkat tetapi begitu kita dengar langsung menancap di hati mempengaruhi perilaku kita untuk waktu yang sangat lama.

Syahdan dikisahkan bahwa Ibrahim bin Adham, seorang raja muda (putera mahkota) di negeri Khurazan Asia Tengah, sedang duduk di kursi kerajaannya. Tiba-tiba terdengar suara berdengar di atas loteng langit-langit istananya. Sebagai seorang raja muda, ia sangat terganggu oleh suara berisik itu, maka secara spontan ia berteriak; hai siapa diatas itu? terdengar jawaban dari atas; saya baginda.. Dengan heran campur marah Ibrahim bertanya; sedang apa kau disitu?

Terdengar jawaban, 'sedang mencari kudaku yang hilang baginda.' Dengar amat marah Ibrahim berteriak, 'dasar orang tidak mengerti, kenapa kamu mencari kuda di loteng, disitu bukan tempat mencari kuda, wahai orang aneh !' Tanpa di duga terdengar jawaban dari atas, 'Demikian juga baginda, jika baginda sedang mencari Allah Yang Maha Pengasih, kenapa duduk di kursi kerajaan? Bukankah Baginda berada di tempat yang salah?

Mendengar jawaban singkat yang amat tenang itu, Ibrahim bin Adham kemudian terdiam. Kata-kata asing dari langit-langit istananya itu sungguh menyentuh nuraninya, suaranya mantap, kalimatnya jelas dan sangat menyentuh hatinya, sehingga keseluruhan kata-kata itu mampu membuatnya merenung bahkan meneteskan air mata.

Berhari-hari kemudian Ibrahim bin Adham duduk menyendiri, merenungkan makna kata-kata orang asing itu, sampai akhirnya ia mengambil keputusan untuk meninggalkan tahta kerajaannya untuk kemudian menempuh jalan keindahan dengan berpakaian sangat sederhana Putera Mahkota itu mengembara mencari Tuhannya. Dua puluh tahun kemudian Ibrahim bin Adham dikenal sebagai ulama besar yang bermukim di Makkah dan menjadi rujukan utama dibidang keilmuan dan keislaman.

Kisah tersebut menjadi contoh betapa kata-kata terkandung hikmah yang mempunyai kekuatan luar biasa dalam mengubah perilaku kita, tergantung kepekaan hati kita atau kejernihan hati. Bila hati sudah terlalu kotor maka tidak akan menemukan hikmah dibalik kata.

-----
Rasulullah pernah ditanya tentang kriteria orang yang paling banyak masuk syurga. Nabi menjawab, 'taqwa kepada Allah dan Akhlak yang Baik.' (HR. Tirmidzi & Imam Ahmad).

Senin, 12 April 2010

Pengawasan BOS Lemah

By redaksi
Senin, 12-April-2010, 07:39:53 20 clicks Send this story to a friend Printable Version

SERANG - Anggota Komisi V DPRD Banten Agus Puji Rahardjo menilai, ditemukannya 16 pelanggaran oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Inspektorat Wilayah Regional Barat pada pengelolaan dana BOS 2009 di Banten akibat sistem pengawasan yang lemah.

“Kalau pengawasannya ketat tidak mungkin ditemukan pelanggaran,” kata Agus, Minggu (11/4) menanggapi temuan BPKP dan Inspektorat Wilayah Regional Barat terhadap pengelolaan dana BOS 2009 di Banten. Menurut Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Eko Koswara, 16 pelanggaran yang ditemukan BPKP merupakan pelanggaran yang bersifat administratif. Dindik Banen akan segera kami meinindaklanjuti temuan tersebut (Radar Banten, 10/4).
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menyatakan, lemahnya pengawasan tidak hanya terjadi pada Dinas pendidikan (Dindik), melainkan terjadi pada sumber daya manusia (SDM) di sekolah-sekolah penerima dana BOS selaku lembaga otoritas pengguna BOS. “Makanya kontrol masyarakat, terutama dari Komite Sekolah harus ditingkatkan, agar pelanggaran baik pelanggaran administrasi maupun pelanggaran yang mengarah pada tindak pidana korupsi tidak terjadi,” tegas Agus, seraya menyarankan agar penggunaan BOS tepat sasaran perlu dilakukan musyawarah untuk membahas rencana kegiatan sekolah.
Jika sekarang ini terjadi penyaluran dana yang tidak sesuai dengan peruntukannya, menurut Agus, hal tersebut akibat perencanaan yang dibuat sekolah tidak baik.
“Paling tidak rencana belanja sekolah diumumkan pada saat sekolah sekolah melakukan pertemuan dengan orangtua siswa, komite sekolah. Selain itu, sekolah juga harus terbuka terhadap kritik dari masyarakat dalam hal ini komite sekolah dan orangtua siswa,” tegasnya.
Agus menambahkan, dalam penggunaan dana BOS tahun ini pihaknya akan turut serta melakukan pengawasan terhadap pihak sekolah yang menerima BOS.
“Selama ini kita di DPRD tidak pernah dilibatkan dalam pengawasan, makanya pada saat ditemukan pelanggaran kita tidak tahu,” ujarnya.
Sekadar informasi, dana BOS yang akan diberikan kepada 5.608 sekolah tingkat SD dan SMP di Banten sebesar Rp 640,78 miliar. Dana tersebut dibagikan kepada 1.550 siswa SD dan SMP se Banten. Untuk siswa SD di wilayah kabupaten diberikan dana BOS senilai Rp 397 ribu/siswa/tahun, untuk siswa SD di wilayah kota Rp Rp 400 ribu/siswa/tahun. Sedangkan dana BOS siswa SMP di wilayah kabupaten diberikan sebesar Rp 570 ribu/siswa/tahun, dan untuk siswa SMPD di wilayah kota Rp 575 ribu/siswa/tahun. (ila)

Sumber :
http://www.radarbanten.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=53966

Sabtu, 10 April 2010

Tabiat Manusia Jika Diberi Kemudharatan dan Kenikmatan


Kajian Qur’an
Periode May 2008
Tema: Tabiat Manusia Jika Diberi Kemudharatan dan Kenikmatan

Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; Kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: "Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; Sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka". {Az-Zumar (39) :8}

Referensi Qur’an

1.QS. An-Nisaa’ [4] : 79

Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu. Maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.

2.QS. Yunus [10] : 12

Dan apabila manusia ditimpa bahaya, dia berdoa kepada kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.

3.QS. Al- Israa’ [17] : 67

Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia. Maka tatkala dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia itu adalah selalu tidak berterima kasih.
4.QS. Ar-Ruum [30] : 33

Dan apabila manusia disentuh oleh suatu bahaya, mereka menyeru Tuhannya dengan kembali bertaubat kepada-Nya, Kemudian apabila Tuhan merasakan kepada mereka barang sedikit rahmat daripada-Nya, tiba-tiba sebagian dari mereka mempersekutukan Tuhannya.

5.QS. Az-Zumar [39] : 10

Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia Ini memperoleh kebaikan dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.

Referensi Hadis

1.Menurut Muslim, dalam ayat ini diisyaratkan bahwa seorang yang kafir, akan merasa bebas dari ikatan dan dengan demikian tidak ada yang menghalanginya untuk melakukan apa saja, sehingga dia akan bebas merasakan kesenangan duniawi. Berbeda dengan seorang beriman yang selalu memperhatikan rambu-rambu agama sehingga tidak bebas memperturutkan keinginan nafsunya. Ayat ini sejalan maknanya dengan sabda Nabi SAW : “ Dunia adalah tahanan bagi seorang mukmin dan surga orang kafir” (HR Muslim melalui Abu Hurairah)

2.Diriwayatkan dalam hadis Qudsi: “Wahai Isa! pasti Aku bangkitkan setelah kamu satu umat. Apabila mereka peroleh ynag mereka sukai, mereka memuji Allah dan bersyukur. Apabila mereka peroleh yang mereka tidak senangi, mereka tetap tekun dan sabar. Padahal mereka tidak berlapang dada, ataupun berilmu. Isa berkata: “Ya Rabbi! Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi kepada mereka, padahal mereka tidak berlapang dada atau berilmu? “. Allah Swr berfirman: “Aku beri mereka kelapangan dada dan ilmu dari sebagian sifat-Ku!” (HQR Ahmad,Tabhrani dalam Al-Kabir,Al-Ausath dan Al-Hakim, Abu Naim, Hakim, Baihaqi yang bersumber dari Abid-Darda)


Refrensi Tafsir Qur’an Ibnu Katsir

1.Allah Swt memberitahukan tentang diri-Nya bahwa dia tidak membutuhkan kepada yang lainnya, sebagaimana yang dikatakan oleh Musa As, “ Jika kamu dan orang-orang yang ada dimuka bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah), maka sesungguhnya Allah maha kaya lagi Maha Terpuji”. Terdapat di dalam shahih Muslim,”Hai hamba-hambaku, kalau saja generasi pertama kamu dan generasi terakhir kamu, baik bangsa manusia maupun jin, mereka semua mempunyai tingkat kedurhakaan paling tinggi yang berada di dalam dada seseorang diantara kamu, semuanya itu tidak akan mengurangi kerajaan-Ku walau sedikit”.

2.Selanjutnya Allah berfirman,”Dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hambaNya”. Yaitu, Dia tidak menyukai dan tidak memerintahkannya. “Dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu”. Yaitu, Dia menyukainya ada pada kamu dan akan menambah bagi kamu sabahagian karunia-Nya, “Dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain”. Maksudnya, satu jiwa tidak akan menanggung jiwa yang lain, bahkan masing-masing akan dituntut seoarang diri. “Kemudian kepada Tuhanmu lah kembalimu Lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan padamu”. Yaitu, tidak ada satu pun yang tersembunyi darinya.

3.Allah SWT berfirman, “Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya”. Yaitu, ketika dia membutuhkan, segera meminta pertolongan kepada Allah yang tidak ada sekutu bagi-Nya. “Kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat kepadaNya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa untuk itu sebelumnya”. Dalam suasana yang dia sukai, dia melupakan doa dan permohonan yang sungguh-sungguh itu. Sebagaimana firman-Nya, “Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia. Maka tatkala Dia menyelamatkan Kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia adalah selalu tidak berterima kasih” (Al Israa: 67).

4.Allah SWT berfirman,”Dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan dari jalan-Nya”. Dalam suasana tidak ditimpa bahaya. Dia menyekutukan Allah. “Katakanlah, ‘bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu penghuni neraka’”. Yaitu, katakanlah hai Muhammad, kepada orang yang seperti ini keadaan,cara, dan alur hidupnya,”Bersenang-senanglah dengan kekufuranmu sementara waktu”. Ini merupakan kecaman yang hebat dan ancaman yang sangat kuat, seperti firman-Nya, “Kami biarkan mereka bersenag-senang sebentar, kemudian kami paksa mereka masuk kedalam siksa yang keras.” (Lukman: 24).

Refrensi Tafsir Qur’an Al-Mishbah

1.Dikatakan bahwa ayat ini merupakan salah satu contoh keterombang-ambingan kaum musyrikin dalam mempersekutukan Allah. Sekali mereka mempersekutukan-Nya dengan yang lain dan dikali lain yaitu disaat butuh mereka mengarah kepadanya semata-mata. Ayat diatas menyatakan : Dan apabila yang durhaka disentuh mudharat yakni musibah walau kecil, ia memohon pertolongan kepada TuhanNya. Pemelihara yang selama ini berbuat baik kepadanya, sambil kembali kepada-Nya walau sebelum itu ia selalu membangkang dan durhaka. Ia kembali karena fitrahnya yang suci, sehingga ia menyadari bahwa hanya Allah saja yang dapat menolongnya; kemudian sungguh jauh perbedaan sikapnya sesudah itu, yakni apabila Dia yakni Allah menganugerahkan secara mantap dan dari saat kesaat kepadanya nikmat dari sisi-Nya, lupalah ia akan apa yakni kemudharatan yang pernah terus menerus ia mohonkan kepada Allah sebelum ini yaitu kiranya yang Maha Kuasa menghilangkan kemudharatan itu, dan ia mengada-adakan bagi Allah Yang Maha Esa sekutu-sekutu, sehingga akibatnya ia menyesatkan dirinya sendiri dan orang lain dari jalanNya. Katakanlah wahai Nabi Muhammad kepda setiap orang diantara mereka itu dan dengan nada mengecam dan mengancam bahwa: “Bersenang-senanglah di dunia ini dengan kekafiranmu dengan kesenangan yang sedikit kadar dan waktunya itu; Sesungguhnya engkau bila terus-menerus dalam kekafiranmu itu tentulah akan termasuk dalam kelompok penghuni neraka".

2.Sementara ulama menyebut nama-nama tertentu untuk menjelaskan siapa yang dimaksud dengan al-Insaan/ manusia pada ayat diatas yaitu seperti Abu Jahl dan Utbah Ibn Rabi’ah. Tetapi pada hakikatnya nama-nama tersebut adalah contoh dari jenis manusia yang durhaka.

3.Kata Khawwalahu terambil dari kata khawwala yang pada mulanya digunakan dalam arti memberikan sesuatu secara mantap dan tanpa mengharapkan imbalan tetapi sedikit demi sedikit. Sementara pakar bahasa menambahkan bahwa pemberian tersebut menyangkut apa yang dibutuhkan oleh yang diberi serta dengan harapan agar anugerah itu dipelihara dengan baik.

4.Kata min yang mendahului kata qabl mengisyaratkan singkatnya waktu antara keikhlasan bermohon dan kelengahannya terhadap nikmat Allah, seakan-akan begitu nikmat tersebut ia peroleh saat itu juga ia melupakan kesulitan dan permohonanya yang lalu.

5.Kata andaad adalah bentuk jamak dari kata nid yaitu kebersamaan dalam substansi. Dari sini kata tersebut biasa juga dipahami dalam arti serupa atau setara. Mayoritas ulama memahaminya dalam arti berhala-berhala yang dijadikan oleh kaum musyrikin tuhan-tuhan yang substansinya serupa dengan Allah. Thabathaba’i memperluas makna kata ini sehingga memasukan pula dalam pengertiannya sebab dan faktor-faktor yang dipercaya serta menenangkan hati manusia dalam perolehan sesuatu, termasuk didalamnya berhala-berhala itu. Pendapatnya ini dia kukuhkan dengan penyebutan Al-Insaan yakni manusia secara umum, walaupun ulama itu mengakui bahwa konteks pembicaraan ayat orang kafir.

6.Firman-Nya : Tamatta’bi kufrika / bersenang-senanglah dengan kekufuranmu, mengisyaratkan bahwa seorang yang kafir, akan merasa bebas dari ikatan dan dengan demikian tidak ada yang menghalanginya untuk melakukan apa saja, sehingga dia akan bebas merasakan kesenangan duniawi. Berbeda dengan seorang beriman yang selalu memperhatikan rambu-rambu agama sehingga tidak bebas memperturutkan keinginan nafsunya.

7.Ayat diatas menurut Sayyid Quthub, menunjukan bahwa fitrah kesucian manusia akan nampak dengan jelas, tersingkir darinya debu-debu yang menutupinya, pada saat manusia mengalami kesulitan. Ketika itu, ia kembali kepada Yang Maha Esa dan menyadari kebohongan serta kesesatan kepercayaan syirik.

Referensi Tafsir Qur’an Sayyid Quthub

1.Fitrah manusia tampak telanjang tatkala dia bersentuh dengan kemudharatan. Maka, hilanglah dari dirinya awan yang bertumpu, sirnalah hijab, dan tersingkaplah segala ilusi. Lalu, fitrah itu menuju Rabbnya dan kembali kepadaNya sendirian, sedang ia memahami bahwa tiada yang dapat melenyapkan kemudharatan kecuali Dia. Ia mengetahui kebohongan yang dilontarkan para sekutu atau para penolong. Namun takkala kemudharatan itu lenyap dan berganti dengan kesejahteraan dari Allah maka, manusia yang fitrahnya telanjang saat ditimpa kemudharatan tersebut kembali ditutupi tumpukan awan. Ia melupakan rintihannya, taubatnya, ketauhidan kepada Rabbnya dan pencariaan Allah takkala mendapat ujian. Yaitu, ketiada siapa pun kecuali Dia yang dapat melenyapkan ujiannya dia melupakan semuanya lalu menciptakan sejumlah sekutu bagiNya, baik sekutu itu berupa Tuhan yang disembah seperti yang berlaku pada zaman jahiliyah maupun sekutu itu berupa nilai, individu, dan kedudukan yang mengendap dalam dirinya sebagai sekutu bersama Allah sebagaimana yang dilakukan pada berbagai kehidupan jahiliyah. Maka, dia menyembah syahwat, minat, ambisi, kekhawatiran, harta, anak, atasan dan tokoh sebagaimana dia menyembah Allah atau memurnikan ibadah. Dia menyukainya sebagaimana dia mencintai Allah atau bahkan lebih hebat lagi. Syirik itu bermacam-macam, diantaranya syirik Khafi yang tidak dipandang syirik oleh manusia, sebab ia tidak memilki bentuk syirik yang dikenal, tetapi ia syirik dalam hal model.

2.Akibat dari perbuatan itu adalah kesesatan dari jalan Allah. Jalan Allah itu satu, tidak berlainan. Memfokuskan ibadah hanya untukNya, mengharapkan diri kepadaNya, dan mencitaiNya merupakan satu-satunya jalan menuju Allah. Akidah tentang Allah tidak boleh mengandung kemusyrikan di dalam kalbu. Juga tidak boleh mengandung kemenduaan dengan harta, anak, tanah air, kampung halaman, teman, dan kerabat. Sekutu apapun yang terdapat dalam kalbu berarti merupakan pengambilan sekutu bagi Allah; merupakan kesesatan dari jalan Allah. Dia segera kembali ke neraka berpisah dari kesenangan di dunia ini. Setiap kesenangan di dunia ini dalah sedikit, meskipun dianggap lama. Masa individu di bumi adalah terbatas, meskipun dia berusia panjang. Bahkan, kehidupan seluruh jenis manusia di bumi ini merupakan kesenangan yang sebentar, jika dikaitkan dengan masa yang dimiliki Allah.

Refrensi Tafsir Qur’an Al-Azhar Prof. Dr. Hamka

1.Ayat ini menyebutkan salah satu kelemahan manusia. Diwaktu dia gagah perkasa, uang cukup belanja cukup, badan sehat hati gembira, dia lupa kepada Tuhan. Termasuk dikala muda remaja. Tetapi apabila satu kali saja malapetaka menimpa dirinya barulah terasa olehnya bahwa dia tidak mempunyai daya upaya sedikit pun untuk mengelakan malapetaka itu. Dia lemah! Di waktu itulah baru dia menyerah, barulah ingat jalan keTuhan. Langkahnya yang terlanjur sombong selama ini sudah disadarinya adalah suatu langkah yang salah. Sebab itu maka mulailah dia menyeru Tuhan, berdoa kepada Tuhan, bermunajat, mengeluh, mengadukan halnya, memohon dilepaskan dari kesulitan, dihindarkan dari malapetaka dan bahaya. Waktu itu benar-benar dia ikhlas, benar-benar dia munibiina (kembali).

2.“Kemudian apabila telah melimpah kepadanya nikmat Tuhan lupalah dia apa yang pernah dia serukan kepada Tuhan sebelumnya”. Kedua inilah gejala dari jiwa yang kosong dari iman. Bila datang kesusahan jadi gelisah, meraung memekik meminta tolong, memanggil Tuhan, menyeru, mendoa, menyerah dan kembali kepada Allah. Kadang-kadang gelisah tidak sabar kalau pertolongan tidak lekas datang. Tetapi kemudian apabila keadaan telah bertukar, panas telah dituruti hujan, duka sudah diiringi suka dan langit harapan telah cerah kembali, maka mulailah mereka lupa bahwa kalau yang mendatangkan malapetaka dahulu ialah Allah dan kepada Allah dia menyeru dan berdoa, sekarang dia telah mendapat nikmat kembali dan yang memberikan adalah Allah juga, Dia lupa bahwa dahulu dia pernah menangis bertekun memohon pertolongan. Bahkan ada yang lebih jahat lagi yaitu mereka persekutukan yang lain dengan Allah. Sampai sekarang dalam kalangan orang Islam yang jiwanya telah kacau dengan syirik ada yang mengatakan bahwa penolongnya adalah “keramat anu atau wali di kuburan anu”. Semuanya itu ialah dijadikannya bagi Allah sekutu-sekutu untuk menyesatkan dari jalanNya. “Yaitu untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah”. Dipenghujung ayat ini dikatakan kekafiran hanya akan berlaku sementara atau sedikit waktu saja. Taruhlah paling lama selama mereka masih hidup. Kemudian mereka akan mati. Bahwa dalam kesempatan sementara itu yang akan kamu dapati di akhirat ialah azab siksaan menjadi penghuni neraka.

Pimpinan Redaksi: Dian Ikawati S.Kg , Wida Kharismaya ( FKIK UIN ),
Dewan Redaksi: Anggita Intania (FIKOM- UBL), Aryanti Oktarina, S.Sos, Dahlia T.A. (FE- Muhammadiyah JKT), Doni S.H. SE, Ponco T.W, SE.

Sumber:
http://pengajian-malamliburan.blogspot.com/2008/06/tabiat-manusia-jika-diberi-kemudharatan_29.html

Tunjangan Bisa Dicabut


By redaksi
Jumat, 09-April-2010, 07:42:54

Jika Kinerja Guru Tersertifikasi Menurun

SERANG - Tunjangan sertifikasi bagi guru yang sudah tersertifikasi bisa dicabut apabila kinerja yang ditunjukan menurun. Ketentuan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 10 Tahun 2009 tentang Sertifikasi Guru Dalam Jabatan yang akan diberlakukan mulai tahun ini.
Hal tersebut dikatakan Kepala Bidang Penjamin Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Dindik Provinsi Banten Ajak Moeslim di ruang kerjanya, Kamis (8/4). “Setelah mendapatkan sertifikasi dan tunjangan profesi harus menunjukkan peningkatan kinerja, dan jika kinerja tidak baik bahkan menurun, tunjangan sertifikasi akan dicabut,” kata Ajak.
Meski demikian, kata Ajak, hingga saat ini dari 19.802 guru yang sudah disertifikasi, baik pegawai negeri sipil maupun swasta, belum ada yang terkena sanksi pencabutan sertifikasi. “Tapi bukan tidak mungkin akan ada yang mendapatkan sanksi tersebut,” ujarnya
Menurut Ajak, yang melakukan pengawasan guru yang sudah disertifikasi adalah Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Banten bersama Dinas Pendidikan kabupaten dan kota atas laporan kepala sekolah. Mekanismenya, lanjutnya, kepala sekolah lapor ke dinas kabupaten/kota, kemudian diteruskan ke LPMP, selanjutnya dilaporkan ke Ditjen PMPTK (Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan)
“Nanti turun SK (surat keputusan-red) penghentian tunjangan profesi, nanti ditembuskan ke kita, dan kita akan menyetop pembayaran tunjangan sertifikasi,” ujarnya.
Pengawasan guru baik yang sudah tersertifikasi atau belum merupakan tupoksi dari kepala sekolah. Karena itu, Ajak berharap kepala sekolah berperan dalam mengawasi kinerja guru.
Saat ini, kata Ajak, ada isu bahwa guru yang mendapatkan gaji besar bermalas-malasan mengajar, malah membayar guru honor untuk menggantikannya, dan ini tidak boleh dilakukan. “Tapi ini hanya isu, saya belum melihat kebenarannya. Meski demikian, ini tidak boleh terjadi, dan ada sanksinya,” ujarnya.
Lebih lanjut Ajak mengatakan, saat ini ada aturan bahwa pembayaran tunjangan sertifikasi dialihkan ke kabupaten/kota melalui dana alokasi umum (DAU). Namun demikian, lanjutnya, dari 19.802 guru tersertifikasi, tahun masih terdapat 3.517 guru yang dibayarkan oleh Pemprov Banten. “Bagi guru non-PNS yang lulus sertifikasi yang belum terbayarkan, anggaran ada di kita,” ujarnya.
Terpisah, Sekretaris Komisi V DPRD Banten Rahmat Abdulgani, mengatakan, evaluasi terhadap guru non-sertifikasi memang perlu dilakukan, mengingat mereka sudah diberikan tunjangan dari pemerintah. “Kepala sekolah harus berperan dalam evaluasi itu, tapi jangan juga menjadikan sebagai ancaman untuk menekan guru,” ujarnya.
Menurut Rahmat, harus ada indikator atau kriteria untuk mengevaluasi guru, jangan hanya berdasarkan asumsi atau pengamatan semata. “Harus dihitung berapa beban jam kerja, kemampuan mentransformasikan pengetahuan, dan indikator lainnya,” ujarnya. (run)

Sumber :
http://www.radarbanten.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=53863

Motivator "Kumpulan Tips Motivasi Mario Teguh"



October 10th, 2008

Anda pasti kenal dengan Mario Teguh sang Inspirator yang wajahnya sering menghiasi salah satu TV swasta di Jakarta, dan juga seorang bergerak di bidang Bussiness Efectiveness Consultant. Selain wajahnya yang teduh sekaligus pembawaannya dalam menyampaikan yang khas. Tentu yang takkan pernah terlupakan adalah tips dan motivasinya. Berikut ini adalah Tips Motivasi dari Mario Teguh mudah-mudahan menjadi pemompa semangat bagi kita yang ingin maju.

Jika anda sedang benar, jangan terlalu berani dan
bila anda sedang takut, jangan terlalu takut.
Karena keseimbangan sikap adalah penentu
ketepatan perjalanan kesuksesan anda

Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita
adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba
itulah kita menemukan dan belajar membangun
kesempatan untuk berhasil

Anda hanya dekat dengan mereka yang anda
sukai. Dan seringkali anda menghindari orang
yang tidak tidak anda sukai, padahal dari dialah
Anda akan mengenal sudut pandang yang baru

Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi
pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus
belajar, akan menjadi pemilik masa depan

Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi
pencapaian kecemerlangan hidup yang di
idamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa
kesenangan adalah cara gembira menuju
kegagalan

Jangan menolak perubahan hanya karena anda
takut kehilangan yang telah dimiliki, karena
dengannya anda merendahkan nilai yang bisa
anda capai melalui perubahan itu

Anda tidak akan berhasil menjadi pribadi baru bila
anda berkeras untuk mempertahankan cara-cara
lama anda. Anda akan disebut baru, hanya bila
cara-cara anda baru

Ketepatan sikap adalah dasar semua ketepatan.
Tidak ada penghalang keberhasilan bila sikap
anda tepat, dan tidak ada yang bisa menolong
bila sikap anda salah

Orang lanjut usia yang berorientasi pada
kesempatan adalah orang muda yang tidak
pernah menua ; tetapi pemuda yang berorientasi
pada keamanan, telah menua sejak muda

Hanya orang takut yang bisa berani, karena
keberanian adalah melakukan sesuatu yang
ditakutinya. Maka, bila merasa takut, anda akan
punya kesempatan untuk bersikap berani

Kekuatan terbesar yang mampu mengalahkan
stress adalah kemampuan memilih pikiran yang
tepat. Anda akan menjadi lebih damai bila yang
anda pikirkan adalah jalan keluar masalah.

Jangan pernah merobohkan pagar tanpa mengetahui
mengapa didirikan. Jangan pernah mengabaikan
tuntunan kebaikan tanpa mengetahui keburukan
yang kemudian anda dapat

Seseorang yang menolak memperbarui cara-cara
kerjanya yang tidak lagi menghasilkan, berlaku
seperti orang yang terus memeras jerami untuk
mendapatkan santan

Bila anda belum menemkan pekerjaan yang sesuai
dengan bakat anda, bakatilah apapun pekerjaan
anda sekarang. Anda akan tampil secemerlang
yang berbakat

Kita lebih menghormati orang miskin yang berani
daripada orang kaya yang penakut. Karena
sebetulnya telah jelas perbedaan kualitas masa
depan yang akan mereka capai

Jika kita hanya mengerjakan yang sudah kita
ketahui, kapankah kita akan mendapat
pengetahuan yang baru ? Melakukan yang belum
kita ketahui adalah pintu menuju pengetahuan

Jangan hanya menghindari yang tidak mungkin.
Dengan mencoba sesuatu yang tidak
mungkin,anda akan bisa mencapai yang terbaik
dari yang mungkin anda capai.

Salah satu pengkerdilan terkejam dalam hidup
adalah membiarkan pikiran yang cemerlang
menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang
mendahulukan istirahat sebelum lelah.

Bila anda mencari uang, anda akan dipaksa
mengupayakan pelayanan yang terbaik.
Tetapi jika anda mengutamakan pelayanan yang
baik, maka andalah yang akan dicari uang

Waktu ,mengubah semua hal, kecuali kita. Kita
mungkin menua dengan berjalanannya waktu,
tetapi belum tentu membijak. Kita-lah yang harus
mengubah diri kita sendiri

Semua waktu adalah waktu yang tepat untuk
melakukan sesuatu yang baik. Jangan menjadi
orang tua yang masih melakukan sesuatu yang
seharusnya dilakukan saat muda.

Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu sangat
berharga. Memilik waktu tidak menjadikan kita
kaya, tetapi menggunakannya dengan baik
adalah sumber dari semua kekayaan

Jumat, 09 April 2010

Selebriti di Panggung Politik

Sumber http://www.radarbanten.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=53851
By redaksi
Jumat, 09-April-2010

Munculnya artis seksi Julia Peres alias Jupe, dalam bursa calon Bupati Pacitan, kembali mencuatkan fenomena hadirnya kaum selebriti dari panggung hiburan dengan berbagai performanya sebagai pasangan calon pemimpin di sejumlah pilkada.

Thomas Koten
Dan fenomena ini seolah mencerahkan wajah politik Indonesia kontemporer yang semakin memapankan fenomena politik popularitas atau politik pencitraan.
Dalam politik pencitraan, sebenarnya yang dijual ke publik adalah pesona dan performa pribadi politisi, bukan menawarkan program dan ide-ide jenial yang menjadi substansi dalam upaya pemasaran politik demi mendulang suara. Maka, panggung politik Indonesia menjelma menjadi politik selebriti. Dalam politik selebriti, dunia politik dan dunia hiburan menyatu dan menyenyawa-menyediakan panggung simbolis yang memproduksi dan mengonstruksi tindakan politik para aktor yang ada di dalamnya.
Memang, dalam kehidupan demokratik di tengah sistem politik multipartai saat ini, politik pencitraan dapat menjadi sebuah fenomena yang menguntungkan. Dalam pertarungan kehidupan politik yang semakin keras di mana “pasar politik” yang begitu terbuka, hukum alam politik menegaskan, mereka yang citranya laku dijual dalam pasar politik dapat secara nyata menaikkan popularitas partai.

Politisasi selebriti
Jika disimak, politik selebriti hakikatnya bukan hal baru di negeri ini. Ia sudah menggejala sebelum bendera reformasi dikibarkan. Dalam beberapa pemilu terakhir di era Orde Baru, sejumlah selebriti populer dimanfaatkan sebagai pendukung partai politik. Dengan bermodalkan keunggulan sebagai pesohor, seperti popularitas, pengultusan para penggemar, penguasaan media massa, jaringan pertemanan yang luas, kemampuan komunikasi publik yang cukup, kaum selebriti dimanfaatkan oleh parpol sebagai market pendulang suara. Sejumlah kecil di antara mereka lalu duduk di lembaga-lembaga legislatif, termasuk mekanisme pengangkatan untuk MPR.
Di era reformasi, politik selebriti menguat. Fenomena selebriti di panggung politik pun menegas. Para selebriti yang sebelumnya hanya dijadikan political marketing oleh parpol, berkembang menjadi petarung politik. Berbagai kursi empuk di lembaga legislatif telah berhasil direbut. Bahkan, berbagai jabatan formal sebagai kepala daerah menjadi incaran. Selain Dede Yusuf yang telah berhasil menempati singgasana dua Propinsi Jawa Barat sebagai wakil gubernur, sebelumnya aktor populer Rano Karno sukses menjadi orang nomor dua di Kabupaten Tangerang. Hanya saja, nasib baik yang dialami kedua aktor itu tidak dialami oleh Mariza Haque dalam pencalonannya sebagai wakil gubernur Propinsi Banten dalam Pilkada 2007. Kini mencuat lagi sejumlah selebriti di panggung politik seperti Ayu Azahari sebagai calon wakil bupati Sukabumi, dan Jupe sebagai calon Bupati Pacitan. Apa nasib kedua selebriti ini di ujung cerita, belum ada yang tahu.
Perkembangan lain adalah para politisi pun berebut masuk ke dalam dunia selebriti dengan bernyanyi, menciptakan lagu, membuat album rekaman dan bergaul dengan kalangan dunia hiburan. Mereka melakukan politik pengemasan diri, pemolesan citra atau personal branding melalui industri hiburan. Salah satu contoh adalah politik tebar pesona ala Presiden Yudhoyono yang meluncurkan album Rinduku Padamu, 28 Oktober 2007 lalu. Dalam album perdana yang diproduksi The One Production itu, Yudhoyono menulis 10 lagu dalam rentang waktu April 2006- Oktober 2007. Meski timnya pada waktu itu berupaya meyakinkan publik bahwa peluncuran album tersebut murni komersial, tidak dapat disangkal album tersebut juga bagian dari political marketing Yudhoyono waktu itu yang dinilai gemar tebar pesona.
Karena itu, muncullah semacam fenomena menguatkan konvergensi di ranah politik pencitraan antara panggung politik dan panggung hiburan. Sebuah fenomena yang disebut “politisi di kalangan selebriti” mulai menguat dan ‘selebritisasi di kalangan politisi” pun menegas. Para selebriti menjadikan panggung politik sebagai medium pengaktualisasian bakat-bakat politiknya, dan para politisi kerap juga menjadikan panggung hiburan sebagai market-publisitas diri, lahan merebut simpatik publik atau merengkuh hati rakyat.
Bagaimana kita menanggapi fenomena ini? Hal itu dianggap lumrah dan menjadi perhatian bagi para komunikator politik di tengah terjadinya massifikasi industri hiburan yang diperkuat oleh alam demokrasi dan dukungan industri media massa cetak dan elektronik. Sehingga, salah satu keunggulan dalam berpolitik di era modern ini juga ditentukan oleh sejauh mana sang politisi sanggup memanfaatkan terpaan arus media komunikasi yang mampu mengonstruksi realitas simbolik yang terproduksi menjadi realitas obyektif dalam pemahaman publik, dus menggandeng para selebriti untuk mengisi ruang publik demi pemenuhan selera politik sebagian warga.

Landasan
substansi politik

Yang menjadi persoalan adalah tatkala politik pencitraan begitu diutamakan, dan mengabaikan pengembangan politik secara substansial. Maka yang terjadi adalah politik yang hanya tebar pesona. Politik tebar pesona semata, tidak berarti apa-apa bagi rakyat. Sebab, ia jauh dari etika politik. Etika tertinggi dalam politik adalah menyejahterakan rakyat, bukan tampilan politik yang hanya sekadar menghibur rakyat. Politik menyejahterakan rakyat adalah pengimplementasian program yang menjadi landasan substansial dalam kerja politik, bukan sekadar jual pesona dan citra diri, ibarat seorang peragawan yang hanya jual tampang.
Itulah celakanya, misalnya suatu negara yang mempunyai pemimpin yang memiliki pesona yang menawan bak selebriti, tetapi minus program dan atau tidak memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan program-programnya. Lebih celaka lagi jika rakyat memiliki pemimpinnya hanya melihatnya dari sisi pesona dan performanya saja tanpa melihat kemampuannya dalam memimpin. Bagaimana dengan nasib bangsa ini kalau demikian adanya?
Karena itu, yang diharapkan adalah para politisi baik dari kalangan selebriti maupun dari kalangan politisi yang gemar mengemas politik pencitraan di panggung hiburan, tidak sekadar menjual pesona diri, tetapi harus juga menyajikan tawaran-tawaran politik yang substansial dengan sejumlah program konkret dan sanggup mengimplementasikan program-program konkret yang ditawarkannya demi menciptakan kesejahteraan rakyat sebagai implementasi etika politik.

Direktur Social Development Center